Monday, November 11, 2013

Resensi Buku : Diah Ayu Wulandari

Nama : Diah Ayu Wulandari
NIM    : 672013137

RESENSI BUKU

Judul               : Satu Per Tiga
Pengarang       : Ryandi Rachman (@kundilisme)
Penerbit           : Bukune
Tahun Terbit    : 2013
ISBN               : 602-220-104-7
Tebal Buku      : 258 halaman
Isi Buku          :           Satu untuk bertiga dan bertiga untuk satu itu adalah slogan persahabatan Sambas, Baim, dan Kundil. Tiga bocah yang sangat lengket  dalam bersahabat.  Bersama mereka menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan menceburkan diri ke dalam masalah. Mulai dari nongkrong sambil gitar-gitaran, godain cewek-cewek sekolah, keluar masuk ruang BP, sampai berurusan dengan polisi lalu lintas karena jail.
                                    Setelah tiga tahun masa SMA, persabatan mereka memasuki babak baru. Kini, mereka dituntut untuk bisa mandiri dan bertanggung jawab. Sambas kuliah di jurusan humas dan dia mempunyai mimpi menjadi atlet bulu tangkis dan membawa nama baik indonesia di dunia internasional dan yang ngakunya playboy, selalu bernasib baik dalam hal cinta, kegantengan. Baim memutuskan untuk kuliah di jurusan jurnalistik dan membuat semua orang tidak menyangka karena dia tidak cocok mengambil jurusan tersebut dan dia adalah orang yang bodoh dan polosnya keterlaluan. Dan Kundil seorang mahasiswa salah jurusan, dia kuliah di jurusan Teknik Informatika tapi dia sama sekali tidak mengenal IT, yang selalu mencari perkara tapi selalu jadi penengah diantara dua sahabatnya yang suka berantem. Mereka saling mendukung dalam berbagai kesulitan selalu ada disaat susah dan senang. Seperti yang mereka nikmati saat liburan di karimun jawa dan masalah saat badai menyerang kapal mereka. Liburan yang sangat asyik dan seru bagi mereka. Dalam seminggu itu mata mereka manjakan dengan pesona alam yang dahsyat dan cantik. Lautan yang begitu luas dan hamparan pegunungan yang hijau. Itu ada petualangan yang saat menyenangkan bagi mereka dan paling mengesankan.

                                    Enam bulan kemudian….. sambas ditunjuk pelatihnya untuk bertanding dalam ajang bergengsi PON XVIII yang digelar di Pekan Baru Riau sebagai salah satu perwakilan Jawa Barat di cabang bulu tangkis. Dalam lima kali pertarungan Sambas hanya kalah satu kali  dan dia berhasil masuk final. Tentunya semua itu terwujud berkat usaha yang kuat dan dukungan dari orang tua dua sahabatnya yaitu Baim dan Kundil. Mereka selalu memberi semangat untuk Sambas dan saat babak final berlangsung Sambas dikejutkan oleh kedatangan Baim dan  Kundil, dia tidak menyangka kedua sahabatnya itu rela datang untuk menyemangatinya. Dan akhirnya pun Sambas berhasil memperoleh mendali dan mimpinya terwujud menjadi seorang atlet papan atas.

No comments:

Post a Comment