BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang cukup pesat sekarang
ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang
tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan iptek adalah perubahan
kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman.
Perkembangan iptek, terutama teknologi informasi (information technology) seperti
internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam waktu
singkat, baik legal maupun illegal. Dampak buruk dari perkembangan “dunia maya”
ini tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini dan masa
depan khususnya bagi generasi muda.
Globalisasi dunia melalui teknologi informasi (internet, telepon selular dan media
elektronik lain) yang berkembang sangat pesat. Dampak perkembangan teknologi
informasi dirasa sangat berpengaruh terhadap generasi muda. Betapa tidak dengan
penggunaan teknologi informasi perilaku manusia secara nyata telah beralih dari
model aktifitas yang didasarkan pada suatu bentuk hubunganface to face telah
bergeser kepada pola hubungan digitally. Oleh karena adanya pergeseran demikian,
maka tidak mengherankan dalam setiap aspek kehidupan manusia pun mulai
menunjukan suatu fenomena baru. Hal ini salah satunya dapat dilihat pada upaya
kreasi manusia yang berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
Adanya penyalahgunaan teknologi informasi yang merugikan kepentingan pihak
lain seperti pada generasi muda sudah menjadi realitas sosial dalam kehidupan
masyarakat modern sebagai dampak dari pada kemajuan iptek yang tidak dapat
dihindarkan lagi bagi bangsa-bangsa yang telah mengenal budaya teknologi (the
culture of technology). Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan umat manusia dalam dunia yang semakin “sempit” ini. Semua
ini dapat dipahami, karena teknologi memegang peran amat penting di dalam
kemajuan suatu bangsa dan negara di dalam percaturan masyarakat internasional
yang saat ini semakin global, kompetitif dan komparatif. Bangsa dan negara yang
menguasai teknologi tinggi berarti akan menguasai “dunia”, baik secara ekonomi,
politik, budaya, hukum internasional maupun teknologi persenjataan militer untuk
pertahanan dan keamanan negara bahkan kebutuhan intelijen.
1. B. Maksud dan Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud:
1. Mengetahui Teknologi Informasi (TI);
2. Mengetahui Budaya Generasi Muda;
3. Mengetahui Pengaruh dari TI terhadap Budaya Generasi Muda.
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok matakuliah
BAB II
ISI
1. A. Teknologi Informasi
Haag den Keen (1996), Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang
membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi.
Martin (1999), Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
(perangkat keras atau lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan
Williams dan Swayer (2003), Teknologi Informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi
yang membawa data, suara dan video.
Dari definisi diatas terlihat bahwa teknologi informasi baik secara implisit
maupun eksplisit tidak sekedar berupa tekologi komputer, tetapi juga teknologi
telekomunikasi. Dengan kata lai, yang disebut teknologi informasi adalah gabungan
antara teknologi komputer dan telekomunikasi.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kataculture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
1. C. Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Budaya Generasi Muda
Teknologi merupakan salah satu unsur-unsur utama dari kebudayaan, sehingga
antara teknologi dan budaya saling berpengaruh. Teknologi selalu berkembang
dari zaman ke zaman. Di zaman globalisasi saat ini, kemajuan teknologi terutama
teknologi informasi sangat diperlukan bagi kehidupan masyarakat.
Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi informasi maka akan berpengaruh
terhadap budaya generasi muda bangsa kita. Globalisasi telah membawa kemajuan
teknologi informasi dan mengubah beberapa kebudayaan yang sudah kita miliki.
Generasi muda adalah kelompok masyarakat yang sangat rentan terhadap
pengaruh budaya asing ini, sehingga dalam membangun sosial budaya, terutama
terhadap generasi muda itu, diperlukan persiapan yang matang, agar mereka dapat
mengambil manfaat positif dan membentengi diri dari dampak negatif globalisasi
dunia yang tengah berkembang ini. Selaku harapan serta tumpuan bangsa
dan negara yang akan melanjutkan pembangunan di segala bidang, generasi
muda harus dibekali sedini mungkin dengan ilmu pengetahuan tentang tata cara
mengambil manfaat positif dari kemajuan teknologi informasi yang berkembang
Don Tapscott dalam bukunya yang berjudul ‘Growing Up Digital: The Rise of The
Net Generation’ (1998), menganggap kemunculan internet sebagai ruang publik
yang menawarkan berkah bagi perwujudan partisipasi semua orang. Internet telah
menjadi ruang maya untuk membangun masyarakat yang dianggap demokratis atau
sebuah cyberdemocracy. Ia pun menyoroti kebangkitan sebuah generasi baru yang
dikenal sebagai ‘the net generation’ dengan kebiasaan dan karakter tersendiri.
The Net Generation telah memasuki budaya generasi muda saat ini,
dan membawa dampak positif dan negatif. Berikut dampak negatif dari adanya
- Derasnya arus informasi dan telekomunikasi menimbulkan sebuah
kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai budaya asli bangsa
- Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang
biasanya dekat dalam hubungan social antar masyarakat.
Contoh: situs jejaring sosial yang banyak bermunculan membuat orang tak memiliki
kebutuhan untuk bertemu langsung.
- Semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti
lunturnya sikap ramah-tamah, gotong royong dan sopan-santun yang dipengaruhi
oleh budaya barat, seperti perubahan cara berpakaian, pemakaian yang dicampur-
campur bahasa asing (bahasa juga salah satu budaya bangsa), serta pergaulan
- Terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material,
telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi
- Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada
kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telepon telah membuka
peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet
relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah
memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran
internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin
banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui
program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman
- Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang
bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
Dengan adanya teknologi informasi juga membawa dampak positif terhadap budaya
1. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan
terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
2. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh
hanya dengan melalui teknologi yang tersedia.
3. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia. Dalam bidang teknologi masyarakat dapat menikmati banyak
manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam teknologi
4. Melalui teknologi, kita dapat melestarikan kebudayaan Indonesia ke mata
5. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja
6. Menghemat waktu dan biaya dalam melakukan berbagai aktivitas.
Berikut ini jenis cbyercrime yang sasarannya generasi muda:
1. Cybercrime yang menyerang individu (Against Person)
Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau
individu yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.
Beberapa contoh kejahatan ini antara lain :
Kegiatan yang dilakukan dengan membuat, memasang, mendistribusikan, dan
menyebarkan material yang berbau pornografi, cabul, serta mengekspos hal- hal
Kegiatan yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan
memanfaatkan komputer, misalnya dengan menggunakan e-mail yang dilakukan
secara berulang-ulang seperti halnya teror di dunia cyber. Gangguan tersebut bisa
saja berbau seksual, religius, dan lain sebagainya.
Kegiatan yang dilakukan melanggar area privasi orang lain seperti misalnya Web
Hacking. Breaking ke PC, Probing, Port Scanning dan lain sebagainya.
1. Cybercrime menyerang hak milik (Againts Property)
Cybercrime yang dilakukan untuk menggangu atau menyerang hak milik orang lain.
Beberapa contoh kejahatan jenis ini misalnya pengaksesan komputer secara tidak
sah melalui dunia cyber, pemilikan informasi elektronik secara tidak sah/pencurian
informasi, carding, cybersquating, hijacking, data forgery dan segala kegiatan yang
bersifat merugikan hak milik orang lain.
KASUS
CYBERCRIME DI FACEBOOK TERHADAP GENERASI MUDA
Teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia sangat berkembang pesat seiring
dengan kemajuan zaman. Sudah menjadi kebutuhan yang tak terelakkan bahwa
teknologi informasi dan komunikasi bukan sesuatu hal yang hanya bisa di akses
orang-orang tertentu. Siapapun dan dari kalangan manapun mulai dari masyarakat
yang hidup di daerah perkotaan sampai yang masyarakat yang hidup di daerah
pedesaan sudah bisa mengakses teknologi ini melalui media dunia maya alias
internet. Namun tampaknya penggunaan teknologi tidak selalu berdampak positif
khususnya bagi generasi muda yang masih membutuhkan bimbingan orang tua,
guru, dan orang-orang di sekitarnya yang mampu mengarahkan mereka agar tetap
berjalan pada koridor yang benar dengan mengedepankan etika kesantunan dan
kesopanan sesuai dengan budaya ketimuran.
Kehadiran situs jejaring sosial Facebook dalam beberapa tahun belakangan
ini menjadi obat dan terapi bagi masyarakat khususnya generasi muda dari
keterisolasian dan keterbelakangan mereka dari dunia luar yang ‘liar’. Betapa
tidak, Facebook yang didesain untuk situs pertemanan yang semestinya sudah
berubah menjadi situs ‘pertemanan’ dengan bumbu dan aroma yang mempesona
dan mampu memperdaya mereka para gadis dibawah umur untuk dijadikan objek
perdagangan dan pelecehan seksual.
Baru-baru ini di Surabaya, khalayak dicengangkan dengan adanya penjualan anak
dibawah umur untuk dijadikan objek seksual para lelaki hidung belang. Mereka
diperdagangkan oleh seseorang dengan menggunakan media Facebook. Apa
sebenarnya yang memperdaya gadis dibawah umur sehingga mau dijadikan objek
perdagangan dan kejahatan seksual? Tidak jelas latar belakang apa yang mereka
jadikan alasan. Mereka datang dari kalangan orang yang sangat mampu. Sudah
barang tentu bukanlah alasan ekonomi yang membuat mereka seperti itu. Inilah
salah satu efek samping datangnya Facebook di kehidupan kita. Begitu pula dengan
kasus Nova, gadis berumur 14 tahun yang direnggut keperawanannya setelah
berkenalan dengan seseorang lewat Facebook.
Lewat situs jejaring sosial Facebook mereka para facebooker (sebutan untuk
mereka yang mempunyai account di Facebook) dapat memperkenalkan diri menjadi
siapa pun, tanpa harus terikat dengan kondisi riil dirinya. Melalui Facebook pula
bukan tidak mungkin mereka merepresentasikan dirinya sebagai sosok yang
santun, penuh perhatian, dan jauh dari kesan menjengkelkan. Yang penting adalah
membentuk image yang sebaik-baiknya untuk mengecoh lawan interaksinya.
Melalui Facebook mereka dapat berkenalan dengan seseorang dan membunuh
kesepian melalui layanan chatting. Mereka bertemu dengan lawan jenisnya dan
berinteraksi ke arah yang menyesatkan. Para orang tua mungkin tidak sadar bahwa
di rumah mereka sendirilah sebenarnya banyak virus-virus jahat yang masuk tanpa
mengenal waktu melalui dunia maya. Virus tersebut mampu menginfeksi dalam
sekejap mata kepada anak dibawah umur mereka melalui Facebook. Para orang tua
dan pendidik harusnya menyadari betapa bahayanya efek negatif dari penggunaan
tekhnologi informasi dan komunikasi yang tidak terkendali.
Secara psikologis anak-anak memang belum matang. Mereka masih sulit
membedakan mana kenalan yang benar-benar baik dan mana sebenarnya kenalan
yang dapat menjadi virus yang mampu memperdaya dan menggiring mereka
menjadi objek perdagangan dan pelecehan seksual. Kiranya peran orang tua
dan para pendidik sangat penting untuk mengarahkan dan membimbing generasi
muda dari cengkraman kejahatan kemajuan teknologi modern khususnya media
dunia maya. Mari kita bersama-sama menjaga generasi muda penerus bangsa dari
rongrongan kejahatan dunia maya.
BAB III
PENUTUP
1. A. Solusi Pemecahan Masalah
Orang tua harus selalu mengawasi anak-anak mereka dalam menggunakan
teknologi informasi berupa internet, televisi, ataupun handphone agar terhindar dari
Kita sebagai generasi muda dan penerus bangsa harus bisa melestarikan
kebudayaan bangsa kita yang sekarang semakin terkikis oleh budaya bangsa lain
akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dan memfilter budaya-budaya
negatif yang datang melalui teknologi informasi.
Sebaiknya pemerintah, melalui Departemen Komunikasi dan Informasi dapat
membuat suatu kebijakan yang dapat mengontrol penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi supaya tidak berdampak negatif terhadap kebudayaan bangsa
kita. Selain itu alternatif lain yang mungkin dapat melestarikan kebudayaan bangsa
kita adalah dengan membuat Search Engine yang halaman pertamanya memuat
kebudayaan-kebudayaan seluruh daerah di Indonesia atau dapat terhubung
ke beberapa situs kebudayaan daerah. Dan Search Engine tersebut harus di
instalasikan di seluruh sekolah di Indonesia atau bisa di unduh secara gratis.
Dengan demikian setidaknya siswa, mahasiswa, maupun masyarakat luas bisa
mengenal bahkan melestarikan kebudayaan bangsa kita.
Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan dalam kehidupan budaya
kita, khususnya bagi generasi muda penerus bangsa. Oleh sebab itu, maka
perkembangan teknologi informasi ini untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin dan
tetap diawasi peggunaannya, sehingga para generasi muda tidak terjerumus pada
kekejaman teknologi informasi yang pada akhirnya merusak budaya generasi muda
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/24946950/Pengertian-Teknologi-Informasi
http://www.keren.web.id/search/pengaruh-teknologi-informasi-terhadap-generasi-
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://www.scribd.com/doc/31527945/Jenis-Cybercrime
No comments:
Post a Comment